Metode mind map dikembangkan oleh Tony
Buzan pada tahun 1975 dalam dunia pendidikan yang dapat melatih siswa berpikir
dengan lebih berdaya guna, semenjak itu metode mind map berkembang dan
telah banyak dipergunakan dalam pembelajaran.[1]
Buzan mengemukakan bahwa mind map adalah cara mencatat yang kreatif dan
efektif, cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil
informasi ke luar dari otak, memasukkan dan mengeluarkan informasi dalam otak.[2]
Iwan Sugiarto menerangkan bahwa mind map merupakan
suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk
meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga
dapat meningkatkan daya kreatifitas melalui kebebasan berimajinasi.[3] Lebih lanjut Iwan
Sugiarto menerangkan bahwa mind map adalah eksplorasi kreatif yang dilakukan oleh
individu tentang suatu konsep secara keseluruhan, dengan membentangkan
subtopik-subtopik dan gagasan yang berkaitan dengan konsep tersebut dalam satu
presentasi utuh pada selembar kertas, melalui penggambaran simbol, kata-kata,
garis dan tanda panah.[4]
Menurut Hudojo mind map adalah
keterkaitan antara konsep suatu materi pelajaran yang direpresentasikan dalam
jaringan konsep yang dimulai dari inti permasalahan sampai pada bagian
pendukung yang mempunyai hubungan satu dengan lainnya, sehingga dapat membentuk
pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topik pelajaran.[5] Sedangkan menurut Arends
dalam Basuki menuliskan bahwa mind map merupakan suatu cara yang baik bagi siswa
untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru, dengan penyajian mind
map yang baik maka siswa dapat mengingat suatu materi dengan lebih lama
lagi.[6]
Tony Buzan membandingkan mind map dengan
peta kota, pusat mind map hampir sama dengan pusat kota. Pusat mind
map mewakili ide terpenting, sedangkan jalan-jalan utama yang menyebar dari
pusat mewakili pikiran-pikiran utama dalam proses pemikiran, jalan-jalan
sekunder mewakili pikiran-pikiran sekunder, dan seterusnya. Gambar-gambar
khusus dapat mewakili ide-ide menarik tertentu.[7]
Semua mind map menggunakan garis lengkung, simbol, kata dan gambar yang
sesuai dengan satu rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami dan sesuai
dengan kerja otak.
Menurut Djohan Yoga mind map merupakan
teknik grafikal yang ampuh menyediaakankunci universal untuk membuka potensi
dari otak karena mengunakan seluruh cortical-skill, kata, gambar, angka,
logika, ritme, warna dan kesadaran spasial yang semuanya ada dalam satu cara
yang unik.[8]Mind map terbaik
adalah mind map yang menggunakan warna dan disertai dengan banyak gambar
atau simbol.[9]
Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat
disimpulkan bahwa metode mind mapping (peta pikiran) adalah cara
mencatat kreatif terhadap suatu konsep secara keseluruhan, dengan titik pusat
mewakili ide terpenting, kemudian dilanjutkan dengan cabang sebagai ide
sekunder dan seterusnya, yang dibuat dalam satu presentasi utuh dengan
menggunakan garis lengkung, simbol, kata, gambar dan warna sehingga menjadi
informasi yang menarik dan mudah diingat.
[3] Iwan Sugiarto.
2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berpikir. Bandung: Kaifa,
hal. 75
[5]Hudojo. 2002. Peta Konsep.
Jakarta: Forum Diskusi Pusat Perbukuan Depdiknas, hal. 9
[6]Basuki. 2000. Brainware Management:
Generasi kelima Manejemen Manusia. Jakarta: Media Komputindo, hal. 25
[7] Tony Buzan. Op. Cit.,hal. 4
[8] Djohan Yoga. Op. Cit., hal. 2
[9] Yeni Nuraeni. 2013. Tidak Ada Murid
Bodoh: Mengajar ala Otak Kanan. Jakarta: Bumen Pustaka Emas, hal. 125
Tidak ada komentar:
Posting Komentar