Pecinta Rasulullah SAW

Pecinta Rasululah SAW yang suka Matematika

Rabu, 30 Oktober 2013

Jawaban Habib Mundzir bin Fuad Al Musawa tentang Minyak Wangi Beralkohol


Curahan Rahmat Nya swt semoga selalu menghujani kemudahan pada hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
mengenai hal ini merupakan khilaf ulama yaitu minyak wangi alkohol.

sebagian berpendapat wewangian itu najis karena mengandung alkohol,
namun pendapat lain mengatakan bahwa minyak wangi alkohol itu suci karena bukan dibuat dengan tujuan untuk arak, sebagaimana cuka yg proses pembuatannya sama dengan proses pembuatan alkohol,

karena proses pembuatan alkohol (Takhmiriyah) adalah buah2an yg dipendam hingga berubah menjadi basi dan asam hingga bertambah menjadi dua kali lipat banyaknya, lalu kemudian akan kembali berkurang dan kembali ke jumlah asalnya, 

maka proses bertambahnya hingga memuncak, hingga kembali berkurang, itulah arak yg memabukkan, 

dan bila ia telah kembali pada jumlah semula maka itulah cuka, tidak lagi memabukkan, hukumnya suci dan tidak najis, 

masalah :
seseorang yg bermaksud membuat cuka (bukan bermaksud membuat arak), namun cuka nya belum masak dan masih berupa arak, maka hukumnya tidak najis karena dibuat bukan untuk arak., walaupun ia menjadi arak yg memabukkan jika diminum, namun hukumnya tidak najis, namun haram jika diminum dan mabuk.

seseorang yg membuat arak namun terlalu lama memprosesnya hingga telah menjadi cuka, najis hukumnya karena ia ia membuatnya bukan untuk cuka tapi untuk arak.

nah.. mengenai pendapat yg menganggap tidak najisnya minyak wangi yg ber alkohol maka mereka menganggap bahwa alkohol itu dibuat bukan untuk diminum, tapi memang pabrik membuatnya untuk campuran minyak wangi, atau obat, bukan untuk arak yg dikonsumsi para pemabuk, karena jika diminum tidak memabukkan tapi akan mematikan, karena sudah berupa racun, 

dan saya telah mendapat jawaban dari guru saya Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh bahwa minyak wangi yg bercampurkan alkohol itu boleh digunakan selama kandungan alkoholnya tidak mencapai 50%. dan memang belum pernah saya dengar ada minyak wangi yg kandungan alkoholnya mencapai itu, karena alkohol hanya digunakan untuk mendorong minyak wangi agar bisa disemprotkan dari botolnya.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,


Wallahu a'lam


sumber: http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=&func=view&catid=9&id=9283#9283
Read More >>

Kamis, 17 Oktober 2013

Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis


Menurut Sumarmo bahwa kegiatan yang tergolong pada komunikasi matematik diantaranya adalah:
1)        Menyatakan situasi, gambar, diagram atau benda nyata kedalam bahasa, simbol, ide atau model matematik
2)        Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara lisan maupun tulisan
3)        Mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika
4)        Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis
5)        Mengunggkapkan kembali suatu uraian atau paragaraf matematika dalam bahsa sendiri[1]
NCTM menyatakan bahwa aspek komunikasi matematis dapat dilihat dari:[2]
1)        Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual
2)        Kemampuan memahami, menginterpretasikan dan  mengevaluasi  ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan maupun dalam bentuk visual lainnya
3)        Kemampuan  dalam  menggunakan  istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya  untuk  menyajikan  ide-ide  serta  menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi


Rahman menyatakan kemampuan yang tergolong pada komunikasi matematika di antaranya adalah:[3]
1)        Menyatakan suatu situasi, gambar, diagram atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, idea atau model matematik
2)        Menjelaskan idea, situasi dan relasi matematika secara lisan atau tulisan
3)        Mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika
4)        Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika tertulis
5)        Membuat konjetur,  menyusun argument, merumuskan definisi dan generalisasi
6)        Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragrap matematika dalam bahasa sendiri


[2]NCTM. 1989. Op. Cit.,hal. 214
[3]Rahman Nata Wijaya. 2008. Rujukan Filsafat, Teori dan Praktis Ilmu Pendidikan. Bandung: UPI Press, hal. 684
Read More >>

Definisi Kemampuan Komunikasi Matematis


Kemampuan komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika sangat perlu untuk dikembangkan, agar siswa dapat mengorganisasikan berpikir matematisnya baik lisan maupun tulisan. Greenes dan Sculman sebagaimana dikutip oleh Wahid Umar mengatakan bahwa komunikasi matematis merupakan: (1) kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan strategi matematik, (2) modal keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi matematik, (3) wadah bagi siswa dalam bekomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi, membagi pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai dan mempertajam ide untuk menyakinkan orang lain.[1]Nacional Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menyatakan bahwa program pembelajaran matematika sekolah harus memberi kesempatan kepada siswa untuk:[2]
1)        Menyusun dan mengaitkan berpikir matematis mereka melalui komunikasi.
2)        Mengkomunikasikan berpikir matematis mereka secara logis dan jelas kepada teman-temannya, guru dan orang lain.
3)        Menganalisis dan menilai berpikir matematis serta strategi yang dipakai orang lain.
4)        Menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara benar.
Nacional Council of Teachers of Mathematics (NCTM), menyatakan bahwa:[3]
“In  classrooms  where  students  are  challenged  to  think  and  reason   about  mathematics,  communication  is  an  essential  feature  as students express the results of their thinking orally and in writing”.
komunikasi merupakan suatu tantangan bagi siswa di kelas untuk mampu berpikir  dan  bernalar  tentang  matematika  yang  merupakan  sarana  pokok  dalam mengekspresikan    hasil    pemikiran  siswa  baik  secara  lisan  maupun  tertulis.
Nacional Council of Teachers of Mathematics (NCTM) juga menyatakan bahwa:[4]
“Mathematical  communication  means  that  one  is  able  to  use  its vocabulary, notation, and structure to express and understand ideas and  relationships.  In  this  sense,  mathematical  communication  is integral to knowing and doing mathematics”
Artinya komunikasi matematis merupakan kemampuan seseorang  untuk menggunakan kosakata, notasi dan struktur matematika untuk  menyatakan dan memahami ide-ide serta hubungan matematika.  Komunikasi matematis merupakan kesatuan untuk memahami dan  melakukan (menerapkan) ilmu matematika.
Menurut sumarmo bahwa komunikasi matematis merupakan aktivitas yang melibatkan fisik dan metal dalam mendengarkan, membaca, menulis, berbicara, merefleksikan, mendomentrasikan, menerapkan bahasa dan simbol untuk mengkomunikasikan ide-ide matematika.[5]Menurut LACOE yang dikutip Mahmudi, mengatakan bahwa komunikasi matematis mencakup komunikasi lisan dan tulisan. Komunikasi dalam bentuk tulisan dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar, tabel dan sebagainya yang menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi dalam bentuk tulisan juga dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang menggambarkan kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk menyelesaikan suatu masalah. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa pengungkapan atau penjelasan secara verbal suatu ide matematika.[6]
Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan menyatakan ide matematika dalam bentuk penggunaan kata-kata, gambar, tabel, notasi dan struktur matematika yang dituangkan dalam bentuk tulisan atau lisan.


[1] Wahid Umar. 2012. Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah Prodi Matematika STKIP Bandung, vol 1, No. 1. Bandung: STIKP Bandung, hal. 2
[2]National Council of Teachers of Mathematics. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Restorn: NCTM, hal, 63
[3]Ibid.
[4]National Council of Teachers of Mathematics.  1989.  Curriculum  and  Evaluation  Standards  for  School  Mathematics. Reston: NCTM, hal. 213
[5]Sumarmo.2005. Jurnal Pendidikan Matematika UIN Jakarta.Jurnal Algoritma Volume 1 Nomor 2. Jakarta: UIN Jakarta, hal. 36
[6]Mahmudi. 2009. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan. Jurnal MIPMIPA UNHALU Volume 8 Nomor 1, hal. 3
Read More >>

Prinsip dasar think pair share


Think pair share mempunyai tiga prinsip yakni think, pair dan share, tiga prinsip akan dijelaskan sebagai berikut:[1]

1)        Think
Pembelajaran diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawaban.
2)        Pair
Setelah prinsip think sudah dilaksanakan, selanjutnya guru meminta peserta didik berpasang-pasangan. Beri kesempatan kepada tiap pasangan untuk berdiskusi, diharapkan diskusi ini dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkan sebelumnya.
3)        Share
Hasil diskusi dari tiap pasangan dibagikan atau disampaikan kepada pasangan seluruh kelas. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengontruksian pengetahuan secara menyeluruh.


[1] Jamil Suprahatiningrum. 2013. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz,  hal. 209




Read More >>

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Adapun kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif. Sanjaya menuliskan beberapa kelebihan model pembelajaran kooperatif sebagai berikut:[1]
1)        Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu tergantung pada guru, tapi dapat menambah kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagi sumber dan belajar dari siswa yang lain.
2)        Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3)        Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk peduli pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4)        Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5)        Pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan memanage waktu dan sikap positif terhadap sekolah.
6)        Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
7)        Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
8)        Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir, hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
Disamping kelebihan, model pembelajaran kooperatif juga memiliki kekurangan diantaranya:[2]
1)        Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu yang lama. Sebagai contoh siswa yang mempunyai kelebihan akan merasa terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan kurang, akibatnya keadaan seperti ini dapat mengganggu kerjasama dalam kelompok.
2)        Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling  membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching  yang  efektif, maka apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
3)        Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif kepada hasil kelompok, namun guru perlu menyadari bahwa hasil atau presentasi yang diharapkan sebenarnya adalah hasil atau presentasi setiap individu siswa.
4)        Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang dan ini tidak mungkin dicapai hanya dalam waktu satu atau beberapa kali penerapan.
5)        Bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang  hanya didasarkan kepada kemampuan secara individu.


[1] Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana, hal. 249
[2]Ibid.,hal. 250
Read More >>