Matematika merupakan bagian yang penting dari ilmu pengetahuan, karena
setiap ilmu lain memiliki keterkaitan dengan matematika. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan dan teknologi (IPTEK) yang begitu cepat
berubah, peran matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki essensial
yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang keilmuan menjadi penting.
Matematika sebagai alat bagi ilmu lain, sudah tidak diragukan lagi. Matematika
bukan hanya sebagai alat, tetapi matematika merupakan suatu bahasa. Menurut
Adele Leonhardy (Andriani, 2008) matematika tidak hanya suatu alat, matematika
juga merupakan bahasa. Matematika merupakan lambang yang abstrak yang merupakan
suatu bahasa.
Matematika bukan saja menyampaikan informasi secara jelas dan tepat namun
juga singkat. Suatu rumus apabila ditulis dengan bahasa verbal akan memerlukan
kalimat yang banyak. Semakin banyaknya kata yang digunakan maka semakin besar
kemungkinan terjadinya missinformasi, dalam matematika cukup ditulis dengan model yang sederhana.
Lindquist (Miftah, 2009:15) menyatakan jika kita sepakat bahwa matematika
merupakan suatu bahasa, maka mudah dipahami bahwa komunikasi merupakan essensi
dalam suatu pembelajaran.
Dalam pembelajaran matematika banyak siswa yang dapat menyelesaikan soal
tetapi tidak mampu menjelaskan jawaban yang mereka berikan. Sebagian besar
siswa dapat menyelesaikan soal yang sudah diberikan contoh penyelesaiannya.
Siswa menyelesaikan soal hanya dengan mengikuti langkah-langkah yang diberikan
guru pada contoh soal. Pada pembelajarannya jarang sekali siswa untuk
mengkomunikasikan ide-idenya. Komunikasi dalam matematika terdiri dari
kemampuan komunikasi tulisan dan lisan. Komunikasi tulisan diartikan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan permasalahan dunia nyata dengan mengunakan kosakata
yang dituangkan dalam gambar, grafik maupun simbol-simbol matematika. Sedangkan
komunikasi matematik lisan dapat diartikan sebagai interaksi yang terjadi di
dalam lingkungan kelas dan sedang terjadi pengalihan pesan yang berisi tentang
materi pelajaran antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa.
Dalam perkembangannya, guru dituntut agar tugas dan peranannya tidak lagi
sebagai pemberi informasi (transmission of knowledge) melainkan sebagai
pendorong belajar siswa. Untuk itu guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
menumbuhkan kembali minat siswa terhadap matematika. Hal ini dapat dilakukan
apabila dalam pelajaran matematika, guru mensajikannya secara menarik sehingga
siswa dapat mengkonstruksikan sendiri ide dan pengetahuannya melalui berbagai
aktivitas seperti komunikasi matematika. Sesuai dengan tujuan umum pendidikan
matematika.
Menurut Syaban (2008) bahwa tujuan umum pendidikan matematika adalah
menekankan pada siswa untuk memiliki kemampuan menggunakan matematika sebagai
alat komunikasi. Komunikasi merupakan cara berbagi ide dan memperjelas
pemahaman. Melalui komunikasi, ide dapat dicerminkan, diperbaiki, didiskusikan
dan dikembangkan. Proses komunikasi juga membantu membangun makna dari sebuah
ide.
Sejalan dengan pendapat Syaban, kurikulum matematika Depdiknas (2004:6)
menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan kemampuan
menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui
pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Oleh
karena itu dalam pembelajaran matematika haruslah mengembangkan komunikasi
matematik agar lebih memahami konsep-konsep yang diajarkan dan
mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Within (Herdian, 2010) menyatakan kemampuan komunikasi menjadi penting
ketika diskusi antar siswa dilakukan, dimana siswa diharapkan mampu
menyatakan, menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan dan bekerjasama
sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika.
Dengan berdiskusi siswa mendapatkan banyak ide yang baru. Siswa dapat
menyampaikan ide-ide yang telah didapatnya kepada teman yang lain. Jika idenya
terdapat kekurangan, teman yang lain dapat menambahkannya sehingga siswa mampu
memahami secara keseluruhan konsep yang diajarkan. Jenis pembelajaran tersebut
terdapat pada pembelajaran kooperatif.
Menurut Nurhadi dan Senduk (Wena 2009: 189) pembelajaraan kooperatif adalah
pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah
sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga
sesama siswa. Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang
melibatkan interaksi siswa didalam kelompoknya sehingga dapat memecahkan suatu
permasalahan yang diberikan oleh guru. Pada pembelajaran kooperatif siswa
diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan temannya dalam mengerjakan
tugas-tugas dan mengkomunikasikannya bersama teman serta guru.
Salah satu metode pembelajaran matematika yang diduga dapat membantu para
siswa dalam mengembangkan komunikasi matematik adalah pembelajaran dengan
metode Think-Pair-Share (TPS). Think-Pair-Share yang untuk
selanjutnya disingkat dengan TPS merupakan model pembelajaran alternatif yang
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa, karena
model pembelajaran ini memfokuskan pada kemampuan siswa. Siswa melakukan suatu
proses komunikasi matematik sesuai dengan bahasa atau pemahamannya sendiri.
Model pembelajaran ini juga memfokuskan pada kemampuan siswa untuk membangun
konsep-konsep materi bagi siswa.
TPS merupakan model pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri sekaligus
bekerjasama dengan teman yang lain, sehingga siswa dapat mencari solusi untuk
memecahkan masalah yang diberikan, serta siswa dapat mengembangkan idenya yang
telah didapat dengan teman-temannya. Pada saat guru memberikan masalah yang
dapat merangsang pemikiran siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk memikirkan
jawabannya sendiri terhadap permasalahan yang diberikan. Setelah mendapatkan ide
siswa dipasangkan dengan teman sebangkunya untuk saling berbagi ide dan
memberikan jawaban atas permasalahan yang diberikan. Kemudian siswa berbagi
jawaban dengan satu kelompok yang terdiri dari 4 orang.
Oleh karena itu, pembelajaran matematika dengan metode TPS dapat
dihubungkan dengan upaya pengembangan kemampuan siswa yang berpengaruh pada
kemampuan komunikasi matematik siswa. Sehingga judul dalam penelitian ini
adalah “ Pengaruh Metode Think-Pair-Share (TPS) Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematik Siswa SMP”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar